KODE IKLAN DFP 1 Sejarah Perkembangan Pendidikan Dan Pengajaran Remedial | materi pelajaran k13 smp

Sejarah Perkembangan Pendidikan Dan Pengajaran Remedial

KODE IKLAN 200x200
KODE IKLAN 336x280
Jika kita cermati kembali ihwal pendidikan dibelakang masa kemudian SEJARAH PERKEMBANGAN PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN REMEDIAL
Kesulitan Belajar Siswa
Visiuniversal---Jika kita cermati kembali ihwal pendidikan dibelakang masa lalu, Pendidikan pada masa lampau diartikan sebagai proses individual bukan proses kelompok. Pengajaran yang dilakukan guru untuk murid-muridnya diselenggarakan secara perorangan. Oleh lantaran itu, siswa yang menerima kesulitan berguru di sekolah dan di rumah tidak terlalu menonjol alasannya semuanya telah sanggup dipecahkan oleh guru pada ketika berlangsungnya pengajaran di sekolah. Berlainan dengan realitas, ketika itu pada satu segi pengajaran di kelas dilakukan secara individual, pada segi lain kurikulum masih dibentuk secara umum, artinya kurikulum yang disediakan itu tidak memuat aktivitas khusus yang diarahkan untuk kepentingan pengembangan potensi perseorangan, sedangkan kenyataan di kelas sebaliknya. Keberadaan masalah pada ketika itu hanya sanggup dirasakan oleh adanya perbedaan-perbedaan dan kesenjangan-kesenjangan tingkah laris yang muncul sewaktu-waktu. Untuk menjembatani perbedaan-perbedaan dan kesenjangan-kesenjangan itu diciptakan pelayanan sistematis dan terarah untuk kepentingan penanggulangan kasus. Pelayanan itu bersifat mendadak dengan kurikulumnya juga dibentuk secara mendadak, diberi nama kurikulum muatan kecelakaan (Accident Prone Curriculum). Bantuan yang diberikan berupa pelayanan ambulan untuk kepentingan individu yang menerima kecelakaan.

Pengertian Remedial

Remedial merupakan suatu treatmen atau santunan untuk mengatasi kesulitan belajar. Berikut yaitu beberapa aktivitas asesmen yang bisa dijalankan atau dijadikan pola dalam melaksanakan pengajaran remedial. Yang antara lain dalam bidang berhitung, membaca pemahaman dan menulis.

Remediasi memiliki padanan remediation dalam bahasa Inggris. Kata ini berakar kata ‘toremedy’ yang bermakna menyembuhkan. Remediasi merujuk pada proes penyembuahan. Remedial merupakan kata sifat. Karena itu dalam bahasa Inggris selalu bersama dengan kata benda, contohnya ‘remedial work’, yaitu pekerjaan penyembuhan, ‘remeial teaching’ – pengajaran penyembuhan. Dsb. Di Indonesia, istilah ‘remedial’ sering ditulis bangun sendiri sebagai kata benda. Mestinya dituliskan menjadi pengajaran remedial, atau kegiatan remedial dsb. Dalam bab ini istilah remediasi dan remedial dipakai bersama-sama, yang merujuk pada suatu proses membantu siswa mengatasi kesulitan berguru terutama mengatasi miskonsepsi - miskonsepsi yang dimiliki.

Remediasi yaitu kegiatan yang dilaksanakan untuk membetulkan kekeliruan yang dilakukan siswa. Kalau dikaitkan dengan kegiatan pembelajaran, kegiatan remediasi sanggup diartikan sebagai suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk memperbaiki kegiatan pembelajaran yang kurang berhasil. Kekurangberhasilan pembelajaran ini biasanya ditunjukkan oleh ketidakberhasilan siswa dalam  menguasai kompetensi yang diharapkan dalam pembelajaran.

Dari pengertian di atas diketahui bahwa suatu kegiatan pembelajaran dianggap sebagai kegiatan remediasi apabila kegiatan pembelajaran tersebut ditujukan untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran. Guru melaksanakan perubahan dalam kegiatan pembelajarannya sesuai dengan kesulitan yang dihadapi para siswa.

Pada tahun 1930'an, para pakar Psikologi beropini bahwa kemampuan (ability) itu bisa diukur dan pengelompokan siswa bisa dilakukan sehingga pengajaran klasikal sanggup diselenggarakan. Kurikulum sebagai sarana untuk mencapai tujuan dibentuk sesuai dengan kebutuhan individu dan kelompok. Konsekuensinya, pada tahun 1940, Program pendidikan dan pengajaran remedial mulai terorganisasi melalui kebijakan-kebijakan pemerintah dan butir-butir aspirasinya dimasukan ke dalam UU Pendidikan. Alat ukur pendidikan dibentuk sedemian rupa dengan maksud untuk menyebarkan impian di atas. Gerakan pendidikan dan pengajaran remedial memberi harapan baik terhadap murid-murid yang mengalami kesulitan belajar. Apabila kesulitan berguru itu tidak ditangani secara serius, maka kegagalan akan dialami selama-lamanya.

Gerakan itu pula memberi kejelasan terhadap perbedaan-perbedaan antara anak lemah pikir dan lamban berguru yamg membutuhkan latihan tertentu dalam bidang mata pelajaran dasar. Perbedaan-perbedaan itu membuahkan kepercayaan para pakar pendidikan untu beropini sebagai berikut :
  1. Abilitas insan diukur melalui alat ukur tertentu yang dibentuk dengan cermat dan memenuhi kriteria validitas, reliabilitas, dan relevansi. 
  2. Pengelompokan siswa sanggup dilakukan sehingga pengajaran klasikal sanggup diselenggarakan 
  3. Pelayanan pendidikan dan pengajaran remedial sanggup dilakukan sesuai dengan tipe berguru siswa, kemampuan, umur, mental, dan talenta individual.
  4. Pendidikan dan pengajaran remedial diselenggarakan di sekolah dan dilakukan secara individual dengan aktivitas yang merupakan bab tidak terpisahkan dari kurikulum sekolah,



Pada tahun 1978 Warnock melaporkan hasil penemuannya ihwal ketiadaan perbedaan antara pendidikan remedial dan pendidikan khusus. Pada tahun 1981, Undang-undang Pendidikan di Amerika menghendaki pengkajian yang mendalam terhadap pendidikan khusus dan kaebutuhan-kebutuhan berguru siswa, sehingga jenis dan hakikat santunan perhiasan yang diberikan itu sanggup diidentifikasi secara cermat. Sumber-sumber berguru yang diharapkan sanggup diperoleh dengan gampang serta sesuai dengan tujuaan yang diharapkan.

Antusiasme yang disampaikan bangsa-bangsa di dunia terhadap konsepsi pendidikan dan pengajaran remedial mengundang keinginan untuk mendirikan organisasi dalam bidang pendidikan remedial. Usaha mereka berfokus pada upaya pengintegrasian siswa yang lembah mental dan pisik, disamping menunjukkan perhatian khusus terhadap siswa yang mengalami kesulitan belajar.

Dapat disimpulkan bahwa (1) gerakan pendidikan dan pengajaran remedial melejit maju dari konsepsi usang mengenai layanan ambulan ke konsepsi gres mengenai pengintegrasian kembali siswa yang menerima kesulitan berguru ke dalam kelas biasa (ordinary class), (2) pergeseran upaya bimbingan kuratif ke preventif, (3) pengintegrasian kembali siswa lamban berguru ke dalam kelas biasa mengundang perhatian khusus dibidang organisasi sekolah, sistem pengelolaan kelas, pengkajian ihwal kebutuhan siswa dan kurikulum yang relevan.

Latar belakang historis tersebut kuat terhadap perubahan konsep pendidikan dan pengajaran remedial. Berkaitan dengan hal itu, terdapat dua aliran pemikiran yang berpengaruh.
  1. Pendapat mengenai kemampuan intelektual rendah dalam diri seseorang merupakan kondisi permanen yang tak sanggup diubah. Usaha remediasi sudah mustahil dilakukan, lantaran utu perjuangan membina siswa untuk bisa kembali menempati kedudukan yang sejajar dengan sobat sebayanya sudah tidak bisa lagi diharapkan.
  2. Siswa yang lamban berguru pada umumnya sebagai jawaban dari kegagalan dalam proses belajar. Kesimpulannya terdapat salah satu fungsi organ jasmani dan rohani yang sedang mengalami kelainan dan dianggap sebagai sesuatu yang patologis. Menurut pandangan ini, siswa yang sedang mengalami kesulitan berguru sanggup didiagnosis dan kemudian sanggup diberikan latihan-latihan khusus secara temporer. Siswa penderita yang sedang berada di kelas itu sanggup segera ditarik ke kelas remedial untuk diberikan penyembuhan-penyembuhan (therapy), dan jika telah sembuh beliau segera dikembalikan ke kelas biasa (ordinary class).

Menurut konsep di atas, guru dipandang sebagai therapist dan untuk itu mereka harus dilengkapi dengan pengetahuan dalam bidang psikologi dan neurologi. Mereka yang terlibat pribadi menangani proses remediasi harus memiliki kemampuan membaca dengan cermat terhadap pelajaran-pelajaran tertentu yang akan disembuhkan.

Dalam kontek kedua teori di atas, pendidikan dan pengajaran remedial berfungsi untuk membantu tugas-tugas sekolah dibidang pengajaran. Kemungkinan besar dalam pelaksanaannya akan memerlukan waktu yang relatif usang untuk kepentingan-kepentingan di atas. Untuk itu dalam beberapa hal kurikulum yang dibentuk harus diarahkan kepada dua keperluan; Pertama untuk kepentingan bersama (comunal) dan kedua untuk kepentingan kasus, supaya beban tanggung jawabnya lebih terang dan terarah.


Sumber: Diragkum dari banyak sekali sumber !!

Referensi:
Demetrio D. Monis, 1992, Left Brain Hemisphere/Strategies in Remedial Education Philipines:Innotech, Quezon City
Demetrio D. Monis, 1992, Left Brain Hemisphere Strategies in Remedial Education, Impact System, Resource Approach, Precision Teaching, Philipines: Innotech Quezon City.
Villamin, Araceli M., 1990, Remedial Reading, Philines, Qoezon City: Phoenix Publishing House.


     
KODE IKLAN 300x 250
close
==[ Klik disini 1X ] [ Close ]==
KODE IKLAN DFP 2
KODE IKLAN DFP 2