KODE IKLAN DFP 1 Asal-Usul Kota Jakarta | materi pelajaran k13 smp

Asal-Usul Kota Jakarta

KODE IKLAN 200x200
KODE IKLAN 336x280
Jakarta merupakan ibu kota dari negara kita Indonesia. Kotametropolitan ini yaitu satu-satunya kota di Indonesia yang memilikistatus tingkat provinsi.Jakarta mempunyai luas sekitar 661,52 km² (lautan: 6.977,5 km²), dengan penduduk berjumlah 9.607.787 jiwa (2010). Wilayah metropolitan Jakarta(Jabotabek) yang berpenduduk sekitar 28 juta jiwa, merupakan metropolitan terbesar di Indonesia atau urutan keenam dunia. Kota Jakarta bermula dari sebuah bandar kecil di muara Sungai Ciliwung sekitar 500 tahun silam. Selama berabad-abad kemudian kota bandar ini bermetamorfosis sentra perdagangan internasio-nal yang ramai.
Pengetahuan awal mengenai Jakarta terkumpul sedikit melalui aneka macam prasasti yang ditemukan di daerah bandar tersebut. Keterangan mengenai kota Jakarta hingga dengan awal kedatangan para penjelajah Eropa sanggup dikatakan sangat sedikit. Laporan para penulis Eropa periode ke-16 menyebutkan sebuah kota berjulukan Kalapa, yang sepertinya menjadi bandar utama bagi sebuah kerajaan Hindu berjulukan Sunda, beribukota Pajajaran, terletak sekitar 40 kilometer di pedalaman, akrab dengan kota Bogor sekarang. Bangsa Portugis merupakan rombongan besar orang-orang Eropa pertama yang tiba ke bandar Kalapa. Kota ini kemudian diserang oleh seorang muda usia, berjulukan Fatahillah, dari sebuah kerajaan yang berdekatan dengan Kalapa.
Fatahillah mengubah nama Sunda Kalapa menjadi Jayakarta pada 22 Juni 1527. Tanggal inilah yang kini diperingati sebagai hari lahir kota Jakarta. Orang-orang Belanda tiba pada final periode ke-16 dan kemudian menguasai Jayakarta. Nama Jayakarta diganti menjadi Batavia. Keadaan alam Batavia yang berawa-rawa mirip dengan negeri Belanda, tanah air mereka. Mereka pun membangun kanal-kanal untuk melindungi Batavia dari bahaya banjir. Kegiatan pemerintahan kota dipusatkan di sekitar lapangan yang terletak sekitar 500 meter dari bandar. Mereka membangun balai kota yang anggun, yang merupakan kedudukan sentra pemerintahan kota Batavia. Lama-kelamaan kota Batavia berkembang ke arah selatan. Pertumbuhan yang pesat menyebabkan keadaan lilngkungan cepat rusak, sehingga memaksa penguasa Belanda memindahkan sentra acara pemerintahan ke daerah yang lebih tinggi letaknya. Wilayah ini dinamakan Weltevreden. MENGAMATI kota Jakarta bagaikan membaca catatan panjang yang merekam aneka macam kejadian masa lalu. Berbagai bangunan dan lingkungan di Jakarta menyimpan jejak-jejak perjalanan masyarakatnya, bagaimana mereka bersikap menghadapi tantangan zamannya, memenuhi kebutuhan hidupnya dan mengikuti keadaan dengan lingkungannya. Ia menyimpan suka-duka dan pahit-manisnya perkembangan, di mana kita sanggup menyerap pelajaran yang berharga.
Jakarta, Ibukota Republik Indonesia, mempunyai banyak rekaman sejarah. Antara lain dalam bentuk bangunan maupun lingkungan. Di dalamnya tercermin upaya masyarakat masa kemudian dalam membangun kotanya yang tak luput dari aneka macam duduk masalah dari zaman ke zaman. “Jika kita memandang kota Jakarta sekarang, mungkin sulit terbayang bahwa ribuan tahun yang kemudian daerah ini masih gres terbentuk dari endapan lumpur sungai-sungai yang mengalir ke Jakarta. Misalnya Kali Ciliwung, Kali Angke, Kali Marunda, Kali Cisadane, Kali Besar, Kali Bekasi dan Kali Citarum. Usia dataran Jakarta kini diperkirakan 500 tahun menurut geomorfologi, ilmu lapisan tanah.
Endapan ini membentuk dataran dengan alur-alur sungai yang mirip kipas. Dataran ini sesudah mantap usang kelamaan dihuni orang dan terbentuklah beberapa kelompok pemukiman, di mana salah satunya kemudian bermetamorfosis pelabuhan besar, " kata Muhammad Isa Ansyari SS, Sejarawan Terkemuka di Dinas Kebudayaan dan Permuseuman Pemerintah Daerah DKI Jakarta. Ia menuturkan, kota Jakarta merupakan kota yang berkembang dengan cepat semenjak mendapat tugas sebagai Ibukota Rl. Perkembangan itu disebabkan oleh faktor-faktor sosial, ekonomi dan budaya yang saling menjalin satu sama lain. Bermula dari sebuah lingkungan pemukiman kecil dengan acara hidup terbatas, dan kemudian bermetamorfosis lingkungan pemukiman megapolitan dengan aneka macam acara yang amatkompleks. Dalam paparan sejarah pertumbuhannya, di mana pemerintah kotanya silih berganti dan kondisi masyarakatnya sangat majemuk, baik dari suku bangsa, ras dan agama berikut aneka macam aspek kehidupannya, warga kotanya tetap membangun tempat bermukim dan berkehidupan mereka sesuai dengan kemampuan dana, daya dan teknologi yang mereka miliki.
Kota Jakarta
Peta Batavia tahun 1897, Muhammad Isa Ansyari SS mengungkapkan sejarah kota Jakarta dimulai dengan terbentuknya sebuah pemukiman di muara Ciliwung. Menurut gosip Kerajaan Portugal pada awal periode ke-15, pemukiman tersebut berjulukan "Kalapa" dan merupakan sebuah Bandar penting di bawah kekuasaan Kerajaan Pajajaran, yang pusatnya pada waktu itu berada di Kota Bogor. "Di Kerajaan Pajajaran, Bogor, itu kini masih terdapat prasasti peninggalan periode ke-16. Nama prasasti itu "Sato Tulis", peninggalan Rahyang Niskala Watu Kencana, Namun oleh orang Eropa Bandar tersebut lebih dikenal dengan nama Sunda Kalapa, lantaran berada di bawah kekuasaan Sunda," kata Muhammad Isa Ansyari SS. Dalam sejarah, ujar Sejarawan Terkemuka Dinas Kebudayaan dan Permuseuman Pemerintah Daerah OKI Jakarta itu, Bandar Malaka ditaklukkan Kerajaan Portugal pada 1511. Tujuan Portugal ketika itu yaitu mencari jalur bahari untuk mencapai kepulauan Maluku, sumber rempah-rempah. Maka pada 1522 mendaratlah kapal utusan dari Malaka di bawah pimpinan Francesco De Sa.
Menurut laporan Francesco De Sa terjadi negosiasi dengan pemuka Bandar Kalapa yang berada di bawah kekuasaan Raja Sunda yang beragama Hindu. Sementara itu di Jawa Tengan dengan surutnya Kerajaan Majapahit berkembanglah Kerajaan Islam di Demak. Kerajaan Islam itu kemudian menyerang Kerajaan Sunda di Jawa Barat mencakup Cirebon, Banten, Kalapa dan lain-lain. Mengingat kurangnya sumber-sumber orisinil Jawa Tengah tnengenai kejadian itu, maka kita terpaksa berpaling kepada gosip Kerajaan Portugal yang pada hasilnya tidak saja berlabuh di Maluku tetapi juga Kerajaan Portugal ini merapatdi Timor Timur, menyatakan bahwa pada 1526-1527 sebuah armada Portugal telah mengunjungi Sunda Kalapa untuk memenuni perfanjian tahun 1522.
"Ternyata mereka belum mengetahui bahwa telah terjadi perubahan kekuasaan dari Kerajaan Pajajaran ke Kerajaan Banten, yaltu orang-orang dari Jawa Tengah yang beragama Islam .Ivlenurut gosip yang mereka dapat, nama Pangtima yang diberikan yaitu Falatehan, sebutan mereka untuk nama Fatahillah," ujar Muhammad Isa Ansyari SS.
Masa Prasejarah
Di beberapa tempat di Jakarta mirip Pasar Minggu, Pasar Rebo, Jatinegara, Karet, Kebayoran, Kebon Sirih, Kebon Nanas, Cawang, Kebon Pala, Rawa Belong, Rawa Lefe, Rawa Bangke, ditemukan benda-benda pra sejarah mirip kapak, beliung, gurdi, dan pahat dari batu. Alat-alat tersebut berasal dari zaman kerikil atau zaman neolitikum antara tahun 1000 SM. Jadi, pada masa itu sudah ada kehidupan insan di Jakarta. "Dan mirip daerah latnnya, di Jakarta juga ditemukan prasasti. Prasasti Tugu ditemukan di Cilineing. Prasasti itu sarat informasi wacana Kerajaan Tarumanegara dengan Raja Purnawarman. Menurut prasasti itu, Jakarta merupakan wilayah Kerajaan Tarumanegara, kerajaan tertua di Puiau Jawa, di samping Bogor, Banten, Bekasi hingga Citarum di sebelah timur dan Giaruten," kata Muhammad isa Ansyari SS.
Kronologis Peristiwa Penting
Pada 686 Masehi. Kerajaan Tarumanegara hancur akhir serangan balatentara Kerajaan Sriwijaya. Abad ke-14, Jakarta masuk ke wilayah Kerajaan Pakuan Pajajaran yang sering disebtit Kerajaan Pajajaran, atau Kerajaan Sunda. Kerajaan Pajajaran memiiiki enam petabuhan, diantaranya pelabuhan Sunda Kalapa. Kota pelabuhan ini terletak di Teluk Jakarta - di muara sungai Citiwung - yang merupakan sentra perdagangan paling penting seiak periode ke-12 hingga ke-16. Senin, 21 Agustus 1522. Begitu pentingnya, Sunda Kalapa tak luput dari incaran orang-orana Portugis yang semenjak tahun 1511 sudah bercokol di daratan Malaka. Keinginan mereka mendapat sambutan baik dari Raja Pajajaran. Selain berkepentingan soal perdagangan, Raja Pajajaran juga bermaksud meminta proteksi orang-orang Portugis dalam menghadapi orang-orang Islam, yang sudah banyak pengikutnya di Banten dan Cirebon. Demak, kala itu, sudah menjadi sentra kekuatan dan penyebaran agama Islam.
Perjanjian kerjasama pun ditandatangani antara Raja Pajajaran dan orang Portugis. Isinya orang Portugis ditzinkan mendirikan benteng di Sunda Kalapa, yang ditandai di tepi sungai Ciliwung. Rabu 22 Juni 1527. Perjanjian itu tak sanggup diterima Demak, Kerajaan Islam yang dikala itu sedang berada di puncak kejayaan. "Sultan Demak mengirimkan balatentaranya, yang dipimpin sendiri oleh menantunya, Fatahillah. Pasukan Fatahillah berhasil menduduki Sunda Kalapa pada 1527. Tatkala armada Portugal datang, pasukan Fatahillah menghaneurkannya. Sia-sia armada Portugal itu hengkang Ke Malaka," ujar Muhammad Isa Ansyari SS.
Dengan kemenangan itu Fatahillah menggantt nama Sunda Kalapa menjadi Jayakarta. Artinya "Kemenangan Berjaya”. Itulah kejadian bersejarah yang ditetapkan sebagai 'hari jadl' Kota Jakarta. Kekuasaan Jayakarta hasilnya berada di tangan Fatahillah, dan makin meluas hingga ke Banten menjadi Kerajaan Islam. Tahun 1595. Cornells de Houtman dan anak buahnya tiba di perairan Banten. Orang-orang Belanda itu tiba mencari rempah-rempah. Persaingan di antara mereka makin ketat dibumbui permusuhan. Rabu 20 Maret 1602 seorang token dan negarawan Kerajaan Belanda, Johati van Oldenbarneveld, mengambil suatu prakarsa mengumpulkan para pedagang Belanda dalam suatu wadah. Berdirilah serikat dagang Verenigde Oost Indische Compaqnie atau VOC. VOC merupakan wadah konglomerat zaman dulu.
Tahun 1617. Orang-orang Kerajaan Belanda diizinkan berdagang di Jayakarta. Mereka memperoleh sebidang tanah di sebelah timur sungai Ciliwung, di perkampungan Cina. Di situ mereka membangun kantor dan benteng. Kubu pertahanan Kerajaan Belanda itu tak disukai orang Jayakarta, Banten maupun Kerajaan Inggris. Mereka kemudian berperang. Tahun 1619. Terjadi pertempuran sengit segitiga antara Kerajaan Belanda, Kerajaan Inggris dan Kerajaan Portugal di pelabuhan Sunda Kalapa. Suasana Teluk Jayakarta itu sekejab menjadi merah api dan merah darah. Di bahari teluk banyak bergelimpangan mayat-mayat serdadu Kerajaan Belanda dan Kerajaan Portugal sesudah kedua negara kerajaan itu habis digempur pasukan bahari Kerajaan Inggris. Inggris menang dalam perang itu.
Kamis, 30 Mei 1619, JP Goen menaklukkan kembali sekaligus menguasai Jayakarta. Saat itu armada Kerajaan Inggris sudah tidak ada lagi dikarenakan telah berangkat berlayar menuju Australia, meninggalkan Jayakarta. Sedang armada (laut Kerajaan Portugal pergi menuju ke wilayah ujung timur Nusantara, tepatnya di Timor Timur. "Jayakarta pada tahun tersebut memasuki lembaran baru. Nama Jayakarta diubah Kerajaan Belanda menjadi Batavia. Nama Batavia ini berasal dari nama Batavieren, bangsa Eropa yang menjadi nenekmoyang Kerajaan Belanda," tukas Muhammad Isa Ansyari SS. VOC mula-mula menjadikan Batavia sebagai sentra perdagangan dan pemerintahan. Dengan kepiawaian kompeni lewat intrik dan politik memecah-belah atau cfewtte et impera terhadap raja-raja di Nusantara. Seluruh wilayah Nusantara dijarahnya. Kejayaannya pun berlangsung cukup lama.
Tahun 1798. VOC jatuh dan dibubarkan. Kekuasaan, harta benda dan utangnya yartg 134,7 juta gulden diambil alih Pemerintahan Kerajaan Belanda. Rabu, 1 Januari 1800, Indonesia semenjak itu diperintah eksklusif oleh Pemerintah Kerajaan Belanda. Suatu majelis untuk urusan jajahan Asia kemudian didirikan.n Namun, awal Maret 1942, Kerajaan Jepang merebut kekuasaan dari Kerajaan Belanda pada Perang Dunia ke-2. Nama Batavia dikubur balatentara Kerajaan Jepang. Dan, nama Jakarta menggantikannya hingga sekarang.
Sumber: Internet

Sumber Rujukan Serta Gambar :
KODE IKLAN 300x 250
close
==[ Klik disini 1X ] [ Close ]==
KODE IKLAN DFP 2
KODE IKLAN DFP 2