PENDAHULUAN
Mengkaji sejarah serta perkembangan suatu ilmu yaitu hal yng Amat penting. Tidak sedikit hal yng bisa diperoleh dari kajian sejarah. Meskipun memanglah dalam pemaparan suatu sejarah serta perkembangan yang telah di sebutkan terdapat beberapa versi. serta perkembangan akuntansi menciptakan akuntan masa kini menghargai bantuan pemikiran terdahulu. pula bisa berbicara ihwal proses perkembangannya sampai-sampai hingga pengembangan masa kini. Pentingnya mengkaji sejarah merupakan bagi atau bisa juga dikatakan untuk memahami praktik dahulu, dikala ini serta prediksi masa depan.
EVOLUSI DOUBLE ENTRY-BOOKKEEPING
Jantung akuntansi keuangan modern ada pada system pembukuan berpasangan. System ini melibatkan pembuatan paling tak dua masukan bagi atau bisa juga dikatakan untuk setiap transaksi: satu debit pada suatu rekening, serta satu kredit terkait pada rekening lain. Jumlah keseluruhan debit Perlu selalu percis yang dengannya jumlah keseluruhan kredit. Tatacara ini akan menciptakan gampang pemeriksaan andai terealisasi kesalahan.
SEJARAH AWAL AKUNTANSI
Akuntansi menjdai suatu seni yng mendasarkan pada kebijaksanaan matematik -sekarang dikenal menjdai “pembukuan berpasangan” (double-entry bookkeeping)- telah dipahami di Italia semenjak tahun 1495 pada era Luca Pacioli (1445 - 1517), yng pula dikenal menjdai Friar (Romo) Luca dal Borgo, mempublikasikan bukunya yng berjudul “Summa de Arithmatica Geomaria, Proportioni et Proportionalita” di Venice, Itali. Buku berbahasa Inggris pertama diketahui dipublikasikan di London oleh John Gouge ataupun Gough pada tahun 1543. Pendapat lebih banyak didominasi ilmuwan menyebutkan bekerjsama system pencatatan praktis sudah ada tidak lebih lebih tahun 3000 SM. Pada waktu yang telah di sebutkan telah terbentuk peradaban renta yakni peradapan Kaldea-Babilonia, Asiria, serta Samaria yng dikenal menjdai pembentuk system pemerintahan pertama di dunia, pembentuk system bahasa gesekan pena tertua, serta pembuat catatan tertua. Terdapat pula peradapan Mesir yng populer yang dengannya system perputaran mesin keuangan serta departemen. Peradapan lain yakni Cina, yang dengannya akuntansi pemerintahan yng memainkan tugas kunci dalam dinasti Chao (1122 – 256 SM). Lantas peradapan Yunani yang dengannya manajer estat Appoloniusnya yng berjulukan Zenon yng memperkenalkan system akuntansi pertanggungjawaban yng luas pada tahun 256 SM. Peradaban Roma pula turut andil dalam pengembangan system pembukuan yng ditunjukkan yang dengannya aturan yng memilih bekerjsama pembayar pajak Perlu menciptakan laporan posisi keuangan serta hak warga negara bergantung pada tingkat kekayaan. Tak mungkin tidak di ingat-ingat lagi merupakan tugas dari bangsa Arab atas sumbangan yng Amat bernilai, yakni system numerik yng jauh lebih praktis dari pada system numerik romawi. Tidak bisa terbayangkan andaikan system akuntansi yng sudah mencapai transaksi trilyunan masih mempergunakan system angka romawi. Andaikan ditelusuri lagi, system inovasi akuntansi (double entry) pertama merupakan para pedagang. Para pedagang ini beliau yng yang dengannya cepat mengembangkan system akuntansi. Tidak ada yng bisa menyangkal sebuah kebenaran bekerjsama bangsa Arab merupakan bangsa pedagang ulung serta nabi Muhammad sendiri semenjak masih cendekia balig cukup akal ikut melaksanakan perjalanan perniagaan. Peradaban Mesir pula yaitu pemegang kendali perdagangan dunia pada masanya. Sebuah peradaban yang dengannya perdagangn yng diterima dunia tak mungkin tak mempunyai system perakuntasian yng memadai. Kehadiran pembukuan pada banyak sekali peradapan yang telah di sebutkan di atas masing-masing sudah memenuhi prasyarat tujuh prakondisi yng dikemukakan oleh C. Littleton. Tujuh prasyarat yang telah di sebutkan merupakan: seni menulis, Aritmatika, kekayaan individu, uang menjdai mediator dalam perekonomian, transaksi kredit, perniagaan serta modal. Sebetulnya buku pertama ihwal pembukuan berpasangan muncul pada tahun 1340 oleh Massari dari Genoa. Pembukuan berpasangan ini mendahului Paciolo tidak lebih lebih dua ratus tahun. Malah Raymond de Rover menggambarkan perkembangan awal akuntansi di Itali yakni pada pencapaian pedagang-pedagang Itali kira-kira antara 1250 – 1400 yang dengannya pembukuan berpasangan. Di Itali pula disebutkan bekerjsama penggunaan akuntansi menjdai pengendalian administrasi semenjak 1400. Perkembangan akuntansi era itu pula sudah mengenalkan cost, accrual serta deferred. Bentuk-bentuk dasar akuntansi berpasangan yng belum tepat sudah ada dalam peradaban Inca kuno dalam tahun 1577. Adanya fakta-fakta yang telah di sebutkan mengukuhkan bekerjsama peradapan-peradaban kuno sudah memlai pembukuan jauh sebelum buku pastor Itali, Luca pacioli, terbit.
KONTRIBUSI LUCA PACIOLI DAN PENGARUH ILMUWAN MUSLIM
Dalam banyak sekali literatur disebutkan bekerjsama akuntansi lahir dari tangan seorang pendeta Itali yng berjulukan Luca Pacioli yng pula populer menjdai bapak Akuntansi. Pada tahun 1949 pacioli menerbitkan buku yng berjudul ”Summa de Arithmatica, Geometrica, proportioni at Proportionalita” di Venice Itali. Buku yang telah di sebutkan memuat 36 potongan yng diantaranya terdapat dua potongan yang dengannya judul De Computis et Scripturis yng menyebutkan double entry bookkeeping system. Pacioli bukanlah orang yng menemukan pembukuan berpasangan, akan tetapi menuliskan serta menggambarkan praktik yng telah ada. Dia menyebutkan bekerjsama tujuan pembukuan merupakan bagi atau bisa juga dikatakan untuk menawarkan info yng tepat waktu kepada pedagang ihwal harta serta kewajibannya. Dia mengatakan, “Semua pencatatan….harus dilakukan secara secara berpasangan, yaitu bahwa, kalau Anda menciptakan seseorang sebagai kreditor, Anda juga harus menciptakan orang lain sebagai debitor”. Sebuah transaksi tak cuma kuat pada suatu rekening akan tetapi pula akan kuat terhadap rekening yng lain. Tiga buku yng digunakan yakni: memorandum, jurnal serta buku besar. Pacioli pula merekomendasikan bagi atau bisa juga dikatakan untuk menciptakan catatan diskriptif yng tak cuma menyebutkan nama pembeli serta pedagang, ukuran, berat serta harga barang akan tetapi pula menyebutkan syarat pembayaran secara kas ataupun tangguh (kredit). Disebutkan pula mata uang dan nilai konversinya. Di era yng percis dikarenakan waktu kongsi pendek, Pacioli pula menuliskan penghitungan profit yng periodik serta penutupan buku. Berikut hikmah yng diberikan: ”Merupakan baik bagi atau bisa juga dikatakan untuk menutup buku setiap tahun, khususnya andai Kamu dalam kerjasama yang dengannya orang lain. Akuntansi menciptakan persahabatan berlangsung lama” Secara umum buku Pacioli yang telah di sebutkan merupakan sumbangan besar bagi sejarah serta perkembangan akuntansi. Meskipun beberapa literatur menyebutkan bekerjsama sebetulnya Pacioli bukanlah orang pertama yng menulis ihwal akuntansi serta pembukuan berpasangannya. Riahi-Belkoui (2000) menyebutkan bekerjsama buku pertama ihwal pembukuan berpasangan muncul pada tahun 1340 oleh Massari dari Genoa. Pacioli sendiri mengakui bekerjsama metode pencatatan pembukuan sudah digunakan ratusan tahun sebelumnya. Pacioli mengaku melaksanakan penjiplakan dari materi manuskrip. Prof. Dr. Omar Abdulllah Zaid menyebutkan bekerjsama sebelum munculnya buku Pacioli ada sebuah manuskrip yng ditulis pada tahun 765 H/1363 M yng menyebutkan serta menegaskan penggunaaan akuntansi serta pengembangannnya di negara muslim. Manuskrip ini ditulis oleh penulis muslim, Abdullahh bin Muhammad bin Kayak Al Mazindarani yng diberi judul ”Risalah Falakiyah Kitab As Siyaqat”. Goresan pena ini disimpan di perpustakaan Sulaiman Al Qanuni di Istambul Turki. Di potongan manuskrip yang dengannya nomor 2756 memuat akuntansi di negara Islam. Goresan pena-tulisan ihwal pembukuan berpasangan tak terlepas dari perkembangan ilmu aritmatika serta inovasi angka nol. Aritmatika yng mengembangkan persamaan Aljabar/Algebra yng yaitu hasil ijtihad Aljabr, pemikir muslim pada masa kekhalifahan Abbasiyah. Demikian pula inovasi angka nol pula oleh cendekiawan muslim, Al khawarizmi yng dikenal Algoritma. Buku Pacioli sendiri sebetulnya bukanlah buku yng secara khusus membahas pembukuan berpasangan, akan tetapi lebih kepada pemaparan Aritmatika serta ilmu matematika yng lain. Padahal jauh sebelumnya penulisan yng di lakukan oleh Pacioli, Al Jabr serta Al Khawarizmi sudah mendahului yang dengannya penemuan-penemuan yng kontribusinya hingga era ini masih digunakan secara luas. Pada dinasti Abbasiyah sekitar kurun ke-9 peradaban Islam sudah memegang kendali peradaban dunia, baik dari segi perdagangan ataupun ilmu pengetahuan. Andai ada klaim bekerjsama pembukuan berpasangan pertama merupakan di Itali, butuh adanya keraguan karena pada masa sebelumnya diterbitkan buku Pacioli, perdagangan barat taklah menonjol malah sebelumnya dunia barat mengalami Dark Ages.
PERKEMBANGAN PEMBUKUAN BERPASANGAN
Memanglah Perlu diakui bekerjsama penulisan serta penerbitan buku Summa de Arithmatica, Geometrica, proportioni at Proportionalita membawa pengembangan akuntansi khususnya pembukuan berpasangan. Cushing menggambarkan secara garis besar rangkaian tahapan perkembangan pembukuan berpasangan menjdai berikut: 1. Sekitar kurun ke-16 teknik pembukuan tidak banyak mengalami perubahan, yakni terlihat faktual merupakan pengenalan jurnal khusus bagi atau bisa juga dikatakan untuk mencatat tipe-tipe transaksi yng berbeda. Yamney pula mengemukakan penggunaan buku-buku pembantu khusus. 2. Evolusi praktik pelaporan keuangan periodik pada kurun ke-16 serta ke-17. Terlaksana pula evolusi personifikasi akun serta transaksi menjdai upaya bagi atau bisa juga dikatakan untuk menciptakan peraturan debit serta kredit menjadi lebih masuk akal. 3. Penerapan system berpasangan diperluas dalam tipe organisasi yng berbeda. Peragallo menyebutkan pada periode 1559-1795 ekspansi pembukuan berpasangan pula diterapkan dalam negara serta biara. Kritik terhadap pembukuan berpasangan telah mulai terlihat luas yng mendorong dimulainya riset teoritis. 4. Pada kurun ke-17 penggunaan akun persediaan terpisah bagi atau bisa juga dikatakan untuk tipe barang yng berbeda. Misalnya barang persediaan konsinyasi terpisah yang dengannya yng lain, demikian pula yang dengannya barang dalam perjalanan serta barang dalam komplotan (Yamey). 5. Dimulai yang dengannya East India Company dalam kurun ke-17 serta pertumbuhan korporasi yng berkelanjutan akhir dari revolusi industri, mengakibatkan akuntansi mendapat perhatian yng lebih lagi. Terbukti adanya pengembangan akuntansi biaya, akreditasi pada konsep continuity, periodicity, serta system accrual. 6. Metode perlakuan aset tetap yng dikembangkan sebelum kurun ke-18. Pendapat dari Yamey: ”Pertama, aset dibawa ke periode selanjutnya serta selisih antara pendapatan serta beban secara umum dimasukkan ke dalam aset, ditransfer ke akun profit and loss pada tanggal neraca. Kedua, pengeluaran awal serta pengeluaran lain-lainnya dan penerimaan di tutup pada tanggal neraca serta selisih antara debit serta kredit dibawa ke periode selanjutnya. Ketiga, aset dinilai kembali naik serta turunnya pada tanggal neraca, lantas hasil nya dibawa ke periode selanjutnya serta perbedaan saldonya di poskan ke akun profit and loss. 7. Hingga yang dengannya kurun ke-19, depresiasi kekayaan diperlakukan menjdai barang dagangan yng tak terjual. Walaupun tak tidak sedikit dipakai, Saliero pada tahun 1915, menunjukkan adanya metode depresiasi garis lurus, metode menurun, sinking fund serta anuitas dan metode cost unit. Sesudah tahun 1930-an beban depresiasi menjadi lebih umum. 8. Akuntansi biaya hadir pada kurun ke-19 menjdai akhir revolusi industri. Akuntansi biaya dimulai pada industri-industri tekstil pada kurun ke-15.D. R. Scott mencatat konsekuensi pabrik tekstil dalam The Cultural Significance of Account yng menyebutkan munculnya akuntansi biaya pada perusahaan manufaktur. 9. Perkembangan teknik akuntansi bagi atau bisa juga dikatakan untuk pembayaran di muka serta akrual bagi atau bisa juga dikatakan untuk memungkinkan dilakukannya komputasi profit periodik terealisasi pada paruh kedua kurun ke-19. 10. Perkembangan laporan dana terealisasi pada paruh kedua kurun ke-19 serta kurun ke-20. 11. Pada kurun ke-20 terealisasi perkembangan metode-metode akuntansi yng menyangkut isu-isu kompleks, dari persoalan komputasi earnings per lembar saham, akuntansi bagi atau bisa juga dikatakan untuk komputasi usaha, akuntansi bagi atau bisa juga dikatakan untuk inflasi, sewa guna jangka panjang serta pensiun, hingga persoalan akuntansi yng krusial bagi atau bisa juga dikatakan untuk produk gres dari rekayasa keuangan.
PERKEMBANGAN PRINSIP AKUNTANSI DI USA
secara terus-menrus melaksanakan kajian-kajian bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengembangkan akuntansi. Pengujian serta analisa kritis di lakukan terhadap teori-teori serta prinsip-prinsip akuntansi. Ada empat fase dalam pengembangan akuntansi yng bisa diidentifikasi. Pada fase pertama (1900 – 1933) administrasi sepenuhnya mengendalikan pemilihan info keuangan yng diungkapkan dalam laporan tahunan. Fase kedua (1933 – 1959) serta fase kedua (1959 -1973) lembaga-lembaga professional sudah memainkan kiprahnya dalam pengembangan prinsip-prinsip akuntansi. Pada fase fase (1959 – dikala ini) Financial Accounting Standard Board (FASB) serta banyak sekali kelompok penekan pendorong terjadinya politisasi akuntansi.
PERKEMBANGAN AKUNTANSI DI INDONESIA
Jejak sejarah akuntansi di Indonesia bisa ditelusuri disaat Belanda ‘beroperasi’ di Indonesia. Sebelum itu, tepatnya zaman kejayaan kerajaan Majapahit, kerajaan Sriwijaya, serta kerajaan Mataram tak ada ciri khusus maupun gesekan pena yng mensiratkan penerapan akuntansi. Kendati demikian pendapat dari Sukoharsono (Harahap, 2005:49) menilai bekerjsama akuntansi masuk ke Indonesia disaat pedagang Arab mendarat serta mengadakan transaksi di wilayah Nusantara. Dalam buku Teori Akuntansi-nya Harahap menyatakan ada 2 periodisasi perkembangan akuntansi di Nusantara, yakni zaman Penjajahan serta zaman Kemerdekaan. 1. Zaman Kolonial Sebelum Belanda resmi menjajah Indonesia (1800-1942), perserikatan Maskapai Belanda yng dikenal yang dengannya nama Vereenigde Oost Indish Compagnie (VOC) sudah berdiri pada tahun 1602. VOC yang telah di sebutkan yaitu peleburan 14 Maskapai yng beroperasi di Hindia Timur. Pada tahun 1619 VOC membuka cabang di Batavia serta tempat-tempat lain di Indonesia. Lantas pada kurun ke-18 mengalami kemunduran sampai-sampai alhasil VOC dibubarkan pada tanggal 31 Desember 1799. Berkaitan yang dengannya transaksi dagang rempah-rempah yng di lakukan VOC telah bisa dipastikan Maskapai Belanda yang telah di sebutkan sudah melaksanakan pencacatan. Sehubungan yang dengannya hal yang telah di sebutkan, Ans Saribanon Sapiie (harahap, 2005: 50) mengemukakan bekerjsama pendapat dari Stible serta Stroomberg, bukti otentik mengenai pencatatan pembukuan di Indonesia paling di lakukan menjelang kurun ke-17. Hal yang telah di sebutkan ditunjukkan yang dengannya adanya sebuah arahan Gubernur Jenderal VOC pada tahun 1642 yng mengharuskan di lakukan pengurusan pembukuan atas penerimaan uang, pinjaman-pinjaman, serta jumlah uang yng diperlukan bagi atau bisa juga dikatakan untuk pengeluaran (ekspoitasi) garnisun-garnisun serta galangan kapal yng ada di Batavia serta Surabaya. Pada zaman penjajahan Belanda (sesudah bubarnya VOC), catatan pembukuan menekankan pada prosedur debit kredit, yng dijumpai pada pembukuan Amphioen Socyteit di Batavia yng bergerak pada potongan peredaran candu ataupun morfin. Selanjutnya berdiri pula perusahaan-perusahaan Belanda yng membuka perwakilan di Indonesia. Bagi atau bisa juga dikatakan untuk catatan pembukuannya yaitu modifikasi system Venice-Itali, serta tak dijumpai adanya kerangka pemikiran konseptual bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengembangkan system pencatatan yang telah di sebutkan. Sedangkan, segmen perjuangan menengah ke bawah dikuasai oleh pedagang-pedagang keturunan antara lain ada Cina, India serta Arab. Sejalan yang dengannya hal yang telah di sebutkan penyelenggaraan pembukuan dipengaruhi oleh system etnis masing-masing. Pendapat dari Hadibroto (Harahap, 2005: 51) mengikhtisarkan pembukuan asal etnis menjdai berikut: a. System pembukuan Cina terdiri dari lima kelompok, yakni: System Hokkian (Amoy), system Kanton, system Hokka, system Tio Tjoe/system swatoe, system gaya gres b. System pembukuan India ataupun system Bombay c. System pembukuan Arab ataupun Hadramaut Adapun dalam masa penjahahan Jepang (1942 – 1945) pembukuan tak mengalami perubahan yng cukup berguna, tetap mempergunakan contoh Belanda. Lantaran tidak sedikit orang Belanda yng ditangkap oleh Jepang, maka tenaga pengajar bagi atau bisa juga dikatakan untuk system pembukuan berkurang. Pada masa yang telah di sebutkan tercatat yng menjadi tenaga pengajar pembukuan merupakan J.E de I’duse, Akuntan, Dr. Abutari, Akuntan, J.D Massie serta R.S. Koesoemoputra. Jepang pula mengajarkan pembukuan dalam abjad kanji akan tetapi tak diajarkan pada orang-orang Indonesia. 2. Zaman Kemerdekaan Menjdai tempat bekas jajahan Belanda, kondisi praktik pembukuan serta perkembangan pemikiran akuntansinya Amat dipengaruhi oleh contoh Belanda samapi dasawarsa 1960-an. System yang telah di sebutkan lebih dikenal yang dengannya nama tata buku. Di dunia pendidikan tinggi akuntansi contoh Belanda ini Amat kuat dalam kurikulum pengajarannya hingga yang dengannya pertengahan dasawarsa tahun 1970-an. Dalam masa itu, bagi atau bisa juga dikatakan untuk mendapat gelar akuntan Perlu melalui system panjang yang dengannya usang pendidikan 6 tahun, yakni 4 tahun bagi atau bisa juga dikatakan untuk studi ekonomi perusahaan (manajemen) serta 2 tahun bagi atau bisa juga dikatakan untuk studi akuntansinya. Buku yng dipergunakan dalam pengajaran yang telah di sebutkan merupakan buku teks karangan Belanda yng diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh R. Soemita Adikoesoemah, yakni antara lain Tata Buku oleh Amaniuli; Tata Buku Lanjutan (Vooretgezet Boekhouden) oleh Dr. A.J.A. Prange; Administrasi Perusahaan Modern (APM); Teori Ilmu Biaya serta Neraca oleh Prof. Dr. Mey Jr; Ilmu Biaya serta Harga Pokok oleh Van Der Schroef; Ilmu Neraca (Bedrijfshuis houndkonde-Balansleer) oleh Dr. O. Bakker; Dasar-Dasar Organisasi Administrasi oleh J. Van Nimwegen: Pengantar Kontrol bagi Akuntan (Inleiding Tot de Leer van de Accountantscontrole) oleh J.E. Spinosa Catella serta L.G. Van Der Hoek. Tingkat pendidikan menengah SMEA serta SLTA/SMU, buku pegangannya merupakan Tata Buku-Amaniuli serta Hitung Dagang saduran Effendi Harahap ataupun buku-buku karangan Z.A. Moechtar. Pengajaran Tata Buku berlangsung sampai-sampai dasawarsa 1970-an, ditandai yang dengannya terbitnya Tata Buku dalam Masa Pembangunan, serta Hitung Dagang karangan Z.A. Moechtar, yng lebih-lebih digunakan lembaga-lembaga kursus Bond A (A1 serta A2), Bond B serta APM. Pada tahun 1905 mulai berdatangan perusahaan-perusahaan gila semisal Shell (Inggris), Caltex, serta Stanvak (AS). Sejalan yang dengannya itu, penerapan akuntansi di Indonesia mulai dipengaruhi oleh perusahaan gila yang telah di sebutkan, khususnya Amerika Serikat. Pola Amerika Serikat ini makin kuat menggeser contoh Belanda sehabis Indonesia memutus kekerabatan diplomasi yang dengannya Belanda terkait persoalan konfrontasi Irian Jaya pada tahun 1957. Pada tanggal 23 Desember 1957 Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) berdiri di Jakarta. IAI sukses menyusun serta Menerbitkan Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI) pada tahun 1973, yang dengannya maksud antara lain: menghimpun prinsip-prinsip yng lazim berlaku di Indonesia serta menjdai prasarana bagi terbentuknya pasar uang serta modal di Indonesia. Disaat itu bagi perusahaan yng akan go public Perlu menyusun laporan keuangan sesuai yang dengannya prinsip-prinsip akuntansi Indonesia. Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI) 1973 merupakan hasil kerja panitia penghimpun bahan-bahan serta striktur dari Generally Accepted Accounting Principles serta Generally Acceptes Auditing Standard yng terdiri dari dewan penasihat panitia kerja. Pengkodifikasian prinsip akuntansi yang telah di sebutkan disahkan pada konggres III tanggal 2 Desember 1973, yakni menjelang adanya pasar uang serta modal. Adapun bahan-bahan yng digunakan menghimpun Prinsip Akuntansi 1973 merupakan menjdai berikut: 1. Buku prinsip-prinsip akuntansi yng diterbitkan Direktorat Akuntan Negara, Direktorat Jenderal Pengawasan keuangan Negara (DJPKN), Departemen Keuangan RI yng dikala ini berjulukan BPKP. 2. Inventory of Generally Accepted Accounting Principles for Business Enterprise, oleh Paul Grady, diterbitkan oleh AICPA 3. Opinions of Accounting Principles Board, diterbitkan oleh AICPA 4. Kumpulan dari Accounting Research Bulletin (ARBs), diterbitkan oleh AICPA 5. A Statement of Australian Accounting Principles, diterbitkan oleh Accounting and Auditing Research Committee dari Accountancy Research Foundation 6. Wet op de Jaarekening van Ondernemingen, diterbitkan oleh NIVRA 7. Beberapa Literatur lain-lainnya. Prinsip Akuntansi 1973 disempurnakan kembali yang dengannya adanya Prinsip Akuntansi 1984. Dalam Prinsip gres ini prinsip-prinsip yng memerlukan pembagian terstruktur mengenai lebih lanjut diatur yang dengannya “pernyataaan” tersendiri. Sehubungan yang dengannya hal itu, komite PAI-PAI mulai tahun 1986 menerbitkan serangkaian Pernyataan PAI serta Interpretasi PAI bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengambangkan, menambah, merubah dan menjelaskan standard keuangan yng berlaku, yng yaitu potongan yng terpisahkan dari prinsip Akuntansi 1984. Prinsip Akuntansi 1984 lantas diganti yang dengannya Prinsip Akuntansi 1994 yng mengadopsi pernyataan resmi (Pronouncements) International Accounting Standard Committee (IASC). Lantas IAI menerbitkan dua buku, yakni Standar Akuntansi Keuangan 1994, yng berisi Kerangka Dasar Penyusunan serta Penyajian Laporan Keuangan serta Seperangkat Standar Akuntansi Keuangan, terdiri 35 pernyataan yng setaraf standar internasional. Kerangka dasar serta seperangkat penyusunan terebut, yaitu landasan yng dianggap kokoh bagi atau bisa juga dikatakan untuk penegmbangan labih lanjut. Berlaku bagi atau bisa juga dikatakan untuk penyusunan laporan keuangan meliputi periode laporan yng dimulai ataupun sehabis tanggal 1 Januari 1995.
AKUNTANSI DAN KAPITALISME
Kaitan antara akuntansi serta kapitalisme ini dikenal yang dengannya tesis Sombart ataupun Sombart Argument. Tesis ini yaitu tesis ekspansi Tesis Max Weber. Tesis Sombart mengambarkan bekerjsama transformasi asset menjadi nilai tak berbentuk serta ekspresi kuantitatif hasil acara bisnis, akuntansi sistematik dalam bentuk pembukuan berpasangan memungkinkan, pertama, pengusaha kapitalistik bagi atau bisa juga dikatakan untuk merencanakan, mengatur, serta mengukur dampak aktivitasnya; serta kedua, bagi atau bisa juga dikatakan untuk pemisahan pemilik serta bisnis itu sendiri, mengakibatkan memungkinkan pertumbuhan korporasi. Di sisi lain Yamey mengindikasikan bekerjsama pengusaha dalam kurun ke-16 hingga ke-19 tak mempergunakan system pembukuan berpasangan bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengikuti perkembangan profit serta modal, akan tetapi sekedar menjdai catatan transaksi (Belkoui, 2000). Perbedaan pendapat antara Sombart serta Yamey dasarnya memang terdapat atau terletak pada intrepretasi atas siginifikansi teknik pembukuan berpasangan serta penggunaan awal catatan berpasangan. Didasari hal yang telah di sebutkan, Winjun berupaya menawarkan suatu intrepretasi yng berlawanan yang dengannya pendapat Yamey, yang dengannya menyediakan bukti bekerjsama pada awal kurun ke-16 penentuan profit serta loss yaitu fase penting system pembukuan berpasangan. Dia menawarkan kesimpulan menjdai berikut: “Sombart benar dalam mengarahkan perhatian pada kekerabatan antara akuntansi dan penggunaan kaitalisme. Sistem pembukan berpasangan mempunyai kapabiitas untuk menciptakan bantuan positif bagi pertumbuhan ekonomi. Kemampuan pembukuan berpasangan untuk mengungkapkan kesuksesan atau kegagalan perusahaan bisnis selama periode waktu tertentu tidak dihargai oleh pedagang inggris mula-mula. Namun, kapasitas system tersebut untuk mengakumulasikan data perihal acara operasi individual, digabung dengan kemampuannya untuk menata kegiatan perjuangan dan akun para pedagang tersebut, telah mendorong dan merasionalkan acara ekonomi pedagang-pedagang Inggris mula-mula.”
RELEVANSI SEJARAH AKUNTANSI
Dalam kaitannya yang dengannya pedagogi (pendidikan), sejarah akuntansi Amat membantu bagi atau bisa juga dikatakan untuk memahami serta mengapresiasi bidang sains akuntansi serta evolusinya menjdai suatu sosial yang dengannya lebih baik. Berikut alasan yng baik bagi relevansi sejarah akuntansi yang dengannya pedagogi: 1. Suatu profesi yng didasarkan pada tradisi yng dibangun selama beberapa kurun akan mendidik anggotanya bagi atau bisa juga dikatakan untuk menghargai warisan intelektual orang-orang. 2. Arti dari kemajuan dalam pemikiran, arti dari bantuan besar bagi literature serta arti dari studi-studi posistif yng krusial bisa hilang, terfragmentasi, ataupun tak diakui secara memadai dalam jangka panjang kalau tak didokumnetasi serta dibuat oleh para ilmuwan yng mempunyai ketrampilan historis. 3. Tanpa kanal terhadap analisis serta intrepretasi perkembangan historis dalam pemikiran serta praktik akuntansi, para peneliti empiris dikala ini berisiko pemeriksaan orang-orang pada klaim yng tak lengkap serta tak benar ihwal masa kemudian Dalam kaitannya yang dengannya prespektif kebijakan, sejarah akuntansi bisa menjadi sarana evaluasi yng lebih baik terhadap praktik yng berjalan melalui pembandingan yang dengannya metode yng digunakan pada masa lalu.
Sumber: Internet
Sumber Rujukan Dan Gambar :
KODE IKLAN 300x 250
Mengkaji sejarah serta perkembangan suatu ilmu yaitu hal yng Amat penting. Tidak sedikit hal yng bisa diperoleh dari kajian sejarah. Meskipun memanglah dalam pemaparan suatu sejarah serta perkembangan yang telah di sebutkan terdapat beberapa versi. serta perkembangan akuntansi menciptakan akuntan masa kini menghargai bantuan pemikiran terdahulu. pula bisa berbicara ihwal proses perkembangannya sampai-sampai hingga pengembangan masa kini. Pentingnya mengkaji sejarah merupakan bagi atau bisa juga dikatakan untuk memahami praktik dahulu, dikala ini serta prediksi masa depan.
EVOLUSI DOUBLE ENTRY-BOOKKEEPING
Jantung akuntansi keuangan modern ada pada system pembukuan berpasangan. System ini melibatkan pembuatan paling tak dua masukan bagi atau bisa juga dikatakan untuk setiap transaksi: satu debit pada suatu rekening, serta satu kredit terkait pada rekening lain. Jumlah keseluruhan debit Perlu selalu percis yang dengannya jumlah keseluruhan kredit. Tatacara ini akan menciptakan gampang pemeriksaan andai terealisasi kesalahan.
SEJARAH AWAL AKUNTANSI
Akuntansi menjdai suatu seni yng mendasarkan pada kebijaksanaan matematik -sekarang dikenal menjdai “pembukuan berpasangan” (double-entry bookkeeping)- telah dipahami di Italia semenjak tahun 1495 pada era Luca Pacioli (1445 - 1517), yng pula dikenal menjdai Friar (Romo) Luca dal Borgo, mempublikasikan bukunya yng berjudul “Summa de Arithmatica Geomaria, Proportioni et Proportionalita” di Venice, Itali. Buku berbahasa Inggris pertama diketahui dipublikasikan di London oleh John Gouge ataupun Gough pada tahun 1543. Pendapat lebih banyak didominasi ilmuwan menyebutkan bekerjsama system pencatatan praktis sudah ada tidak lebih lebih tahun 3000 SM. Pada waktu yang telah di sebutkan telah terbentuk peradaban renta yakni peradapan Kaldea-Babilonia, Asiria, serta Samaria yng dikenal menjdai pembentuk system pemerintahan pertama di dunia, pembentuk system bahasa gesekan pena tertua, serta pembuat catatan tertua. Terdapat pula peradapan Mesir yng populer yang dengannya system perputaran mesin keuangan serta departemen. Peradapan lain yakni Cina, yang dengannya akuntansi pemerintahan yng memainkan tugas kunci dalam dinasti Chao (1122 – 256 SM). Lantas peradapan Yunani yang dengannya manajer estat Appoloniusnya yng berjulukan Zenon yng memperkenalkan system akuntansi pertanggungjawaban yng luas pada tahun 256 SM. Peradaban Roma pula turut andil dalam pengembangan system pembukuan yng ditunjukkan yang dengannya aturan yng memilih bekerjsama pembayar pajak Perlu menciptakan laporan posisi keuangan serta hak warga negara bergantung pada tingkat kekayaan. Tak mungkin tidak di ingat-ingat lagi merupakan tugas dari bangsa Arab atas sumbangan yng Amat bernilai, yakni system numerik yng jauh lebih praktis dari pada system numerik romawi. Tidak bisa terbayangkan andaikan system akuntansi yng sudah mencapai transaksi trilyunan masih mempergunakan system angka romawi. Andaikan ditelusuri lagi, system inovasi akuntansi (double entry) pertama merupakan para pedagang. Para pedagang ini beliau yng yang dengannya cepat mengembangkan system akuntansi. Tidak ada yng bisa menyangkal sebuah kebenaran bekerjsama bangsa Arab merupakan bangsa pedagang ulung serta nabi Muhammad sendiri semenjak masih cendekia balig cukup akal ikut melaksanakan perjalanan perniagaan. Peradaban Mesir pula yaitu pemegang kendali perdagangan dunia pada masanya. Sebuah peradaban yang dengannya perdagangn yng diterima dunia tak mungkin tak mempunyai system perakuntasian yng memadai. Kehadiran pembukuan pada banyak sekali peradapan yang telah di sebutkan di atas masing-masing sudah memenuhi prasyarat tujuh prakondisi yng dikemukakan oleh C. Littleton. Tujuh prasyarat yang telah di sebutkan merupakan: seni menulis, Aritmatika, kekayaan individu, uang menjdai mediator dalam perekonomian, transaksi kredit, perniagaan serta modal. Sebetulnya buku pertama ihwal pembukuan berpasangan muncul pada tahun 1340 oleh Massari dari Genoa. Pembukuan berpasangan ini mendahului Paciolo tidak lebih lebih dua ratus tahun. Malah Raymond de Rover menggambarkan perkembangan awal akuntansi di Itali yakni pada pencapaian pedagang-pedagang Itali kira-kira antara 1250 – 1400 yang dengannya pembukuan berpasangan. Di Itali pula disebutkan bekerjsama penggunaan akuntansi menjdai pengendalian administrasi semenjak 1400. Perkembangan akuntansi era itu pula sudah mengenalkan cost, accrual serta deferred. Bentuk-bentuk dasar akuntansi berpasangan yng belum tepat sudah ada dalam peradaban Inca kuno dalam tahun 1577. Adanya fakta-fakta yang telah di sebutkan mengukuhkan bekerjsama peradapan-peradaban kuno sudah memlai pembukuan jauh sebelum buku pastor Itali, Luca pacioli, terbit.
KONTRIBUSI LUCA PACIOLI DAN PENGARUH ILMUWAN MUSLIM
Dalam banyak sekali literatur disebutkan bekerjsama akuntansi lahir dari tangan seorang pendeta Itali yng berjulukan Luca Pacioli yng pula populer menjdai bapak Akuntansi. Pada tahun 1949 pacioli menerbitkan buku yng berjudul ”Summa de Arithmatica, Geometrica, proportioni at Proportionalita” di Venice Itali. Buku yang telah di sebutkan memuat 36 potongan yng diantaranya terdapat dua potongan yang dengannya judul De Computis et Scripturis yng menyebutkan double entry bookkeeping system. Pacioli bukanlah orang yng menemukan pembukuan berpasangan, akan tetapi menuliskan serta menggambarkan praktik yng telah ada. Dia menyebutkan bekerjsama tujuan pembukuan merupakan bagi atau bisa juga dikatakan untuk menawarkan info yng tepat waktu kepada pedagang ihwal harta serta kewajibannya. Dia mengatakan, “Semua pencatatan….harus dilakukan secara secara berpasangan, yaitu bahwa, kalau Anda menciptakan seseorang sebagai kreditor, Anda juga harus menciptakan orang lain sebagai debitor”. Sebuah transaksi tak cuma kuat pada suatu rekening akan tetapi pula akan kuat terhadap rekening yng lain. Tiga buku yng digunakan yakni: memorandum, jurnal serta buku besar. Pacioli pula merekomendasikan bagi atau bisa juga dikatakan untuk menciptakan catatan diskriptif yng tak cuma menyebutkan nama pembeli serta pedagang, ukuran, berat serta harga barang akan tetapi pula menyebutkan syarat pembayaran secara kas ataupun tangguh (kredit). Disebutkan pula mata uang dan nilai konversinya. Di era yng percis dikarenakan waktu kongsi pendek, Pacioli pula menuliskan penghitungan profit yng periodik serta penutupan buku. Berikut hikmah yng diberikan: ”Merupakan baik bagi atau bisa juga dikatakan untuk menutup buku setiap tahun, khususnya andai Kamu dalam kerjasama yang dengannya orang lain. Akuntansi menciptakan persahabatan berlangsung lama” Secara umum buku Pacioli yang telah di sebutkan merupakan sumbangan besar bagi sejarah serta perkembangan akuntansi. Meskipun beberapa literatur menyebutkan bekerjsama sebetulnya Pacioli bukanlah orang pertama yng menulis ihwal akuntansi serta pembukuan berpasangannya. Riahi-Belkoui (2000) menyebutkan bekerjsama buku pertama ihwal pembukuan berpasangan muncul pada tahun 1340 oleh Massari dari Genoa. Pacioli sendiri mengakui bekerjsama metode pencatatan pembukuan sudah digunakan ratusan tahun sebelumnya. Pacioli mengaku melaksanakan penjiplakan dari materi manuskrip. Prof. Dr. Omar Abdulllah Zaid menyebutkan bekerjsama sebelum munculnya buku Pacioli ada sebuah manuskrip yng ditulis pada tahun 765 H/1363 M yng menyebutkan serta menegaskan penggunaaan akuntansi serta pengembangannnya di negara muslim. Manuskrip ini ditulis oleh penulis muslim, Abdullahh bin Muhammad bin Kayak Al Mazindarani yng diberi judul ”Risalah Falakiyah Kitab As Siyaqat”. Goresan pena ini disimpan di perpustakaan Sulaiman Al Qanuni di Istambul Turki. Di potongan manuskrip yang dengannya nomor 2756 memuat akuntansi di negara Islam. Goresan pena-tulisan ihwal pembukuan berpasangan tak terlepas dari perkembangan ilmu aritmatika serta inovasi angka nol. Aritmatika yng mengembangkan persamaan Aljabar/Algebra yng yaitu hasil ijtihad Aljabr, pemikir muslim pada masa kekhalifahan Abbasiyah. Demikian pula inovasi angka nol pula oleh cendekiawan muslim, Al khawarizmi yng dikenal Algoritma. Buku Pacioli sendiri sebetulnya bukanlah buku yng secara khusus membahas pembukuan berpasangan, akan tetapi lebih kepada pemaparan Aritmatika serta ilmu matematika yng lain. Padahal jauh sebelumnya penulisan yng di lakukan oleh Pacioli, Al Jabr serta Al Khawarizmi sudah mendahului yang dengannya penemuan-penemuan yng kontribusinya hingga era ini masih digunakan secara luas. Pada dinasti Abbasiyah sekitar kurun ke-9 peradaban Islam sudah memegang kendali peradaban dunia, baik dari segi perdagangan ataupun ilmu pengetahuan. Andai ada klaim bekerjsama pembukuan berpasangan pertama merupakan di Itali, butuh adanya keraguan karena pada masa sebelumnya diterbitkan buku Pacioli, perdagangan barat taklah menonjol malah sebelumnya dunia barat mengalami Dark Ages.
PERKEMBANGAN PEMBUKUAN BERPASANGAN
Memanglah Perlu diakui bekerjsama penulisan serta penerbitan buku Summa de Arithmatica, Geometrica, proportioni at Proportionalita membawa pengembangan akuntansi khususnya pembukuan berpasangan. Cushing menggambarkan secara garis besar rangkaian tahapan perkembangan pembukuan berpasangan menjdai berikut: 1. Sekitar kurun ke-16 teknik pembukuan tidak banyak mengalami perubahan, yakni terlihat faktual merupakan pengenalan jurnal khusus bagi atau bisa juga dikatakan untuk mencatat tipe-tipe transaksi yng berbeda. Yamney pula mengemukakan penggunaan buku-buku pembantu khusus. 2. Evolusi praktik pelaporan keuangan periodik pada kurun ke-16 serta ke-17. Terlaksana pula evolusi personifikasi akun serta transaksi menjdai upaya bagi atau bisa juga dikatakan untuk menciptakan peraturan debit serta kredit menjadi lebih masuk akal. 3. Penerapan system berpasangan diperluas dalam tipe organisasi yng berbeda. Peragallo menyebutkan pada periode 1559-1795 ekspansi pembukuan berpasangan pula diterapkan dalam negara serta biara. Kritik terhadap pembukuan berpasangan telah mulai terlihat luas yng mendorong dimulainya riset teoritis. 4. Pada kurun ke-17 penggunaan akun persediaan terpisah bagi atau bisa juga dikatakan untuk tipe barang yng berbeda. Misalnya barang persediaan konsinyasi terpisah yang dengannya yng lain, demikian pula yang dengannya barang dalam perjalanan serta barang dalam komplotan (Yamey). 5. Dimulai yang dengannya East India Company dalam kurun ke-17 serta pertumbuhan korporasi yng berkelanjutan akhir dari revolusi industri, mengakibatkan akuntansi mendapat perhatian yng lebih lagi. Terbukti adanya pengembangan akuntansi biaya, akreditasi pada konsep continuity, periodicity, serta system accrual. 6. Metode perlakuan aset tetap yng dikembangkan sebelum kurun ke-18. Pendapat dari Yamey: ”Pertama, aset dibawa ke periode selanjutnya serta selisih antara pendapatan serta beban secara umum dimasukkan ke dalam aset, ditransfer ke akun profit and loss pada tanggal neraca. Kedua, pengeluaran awal serta pengeluaran lain-lainnya dan penerimaan di tutup pada tanggal neraca serta selisih antara debit serta kredit dibawa ke periode selanjutnya. Ketiga, aset dinilai kembali naik serta turunnya pada tanggal neraca, lantas hasil nya dibawa ke periode selanjutnya serta perbedaan saldonya di poskan ke akun profit and loss. 7. Hingga yang dengannya kurun ke-19, depresiasi kekayaan diperlakukan menjdai barang dagangan yng tak terjual. Walaupun tak tidak sedikit dipakai, Saliero pada tahun 1915, menunjukkan adanya metode depresiasi garis lurus, metode menurun, sinking fund serta anuitas dan metode cost unit. Sesudah tahun 1930-an beban depresiasi menjadi lebih umum. 8. Akuntansi biaya hadir pada kurun ke-19 menjdai akhir revolusi industri. Akuntansi biaya dimulai pada industri-industri tekstil pada kurun ke-15.D. R. Scott mencatat konsekuensi pabrik tekstil dalam The Cultural Significance of Account yng menyebutkan munculnya akuntansi biaya pada perusahaan manufaktur. 9. Perkembangan teknik akuntansi bagi atau bisa juga dikatakan untuk pembayaran di muka serta akrual bagi atau bisa juga dikatakan untuk memungkinkan dilakukannya komputasi profit periodik terealisasi pada paruh kedua kurun ke-19. 10. Perkembangan laporan dana terealisasi pada paruh kedua kurun ke-19 serta kurun ke-20. 11. Pada kurun ke-20 terealisasi perkembangan metode-metode akuntansi yng menyangkut isu-isu kompleks, dari persoalan komputasi earnings per lembar saham, akuntansi bagi atau bisa juga dikatakan untuk komputasi usaha, akuntansi bagi atau bisa juga dikatakan untuk inflasi, sewa guna jangka panjang serta pensiun, hingga persoalan akuntansi yng krusial bagi atau bisa juga dikatakan untuk produk gres dari rekayasa keuangan.
PERKEMBANGAN PRINSIP AKUNTANSI DI USA
secara terus-menrus melaksanakan kajian-kajian bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengembangkan akuntansi. Pengujian serta analisa kritis di lakukan terhadap teori-teori serta prinsip-prinsip akuntansi. Ada empat fase dalam pengembangan akuntansi yng bisa diidentifikasi. Pada fase pertama (1900 – 1933) administrasi sepenuhnya mengendalikan pemilihan info keuangan yng diungkapkan dalam laporan tahunan. Fase kedua (1933 – 1959) serta fase kedua (1959 -1973) lembaga-lembaga professional sudah memainkan kiprahnya dalam pengembangan prinsip-prinsip akuntansi. Pada fase fase (1959 – dikala ini) Financial Accounting Standard Board (FASB) serta banyak sekali kelompok penekan pendorong terjadinya politisasi akuntansi.
PERKEMBANGAN AKUNTANSI DI INDONESIA
Jejak sejarah akuntansi di Indonesia bisa ditelusuri disaat Belanda ‘beroperasi’ di Indonesia. Sebelum itu, tepatnya zaman kejayaan kerajaan Majapahit, kerajaan Sriwijaya, serta kerajaan Mataram tak ada ciri khusus maupun gesekan pena yng mensiratkan penerapan akuntansi. Kendati demikian pendapat dari Sukoharsono (Harahap, 2005:49) menilai bekerjsama akuntansi masuk ke Indonesia disaat pedagang Arab mendarat serta mengadakan transaksi di wilayah Nusantara. Dalam buku Teori Akuntansi-nya Harahap menyatakan ada 2 periodisasi perkembangan akuntansi di Nusantara, yakni zaman Penjajahan serta zaman Kemerdekaan. 1. Zaman Kolonial Sebelum Belanda resmi menjajah Indonesia (1800-1942), perserikatan Maskapai Belanda yng dikenal yang dengannya nama Vereenigde Oost Indish Compagnie (VOC) sudah berdiri pada tahun 1602. VOC yang telah di sebutkan yaitu peleburan 14 Maskapai yng beroperasi di Hindia Timur. Pada tahun 1619 VOC membuka cabang di Batavia serta tempat-tempat lain di Indonesia. Lantas pada kurun ke-18 mengalami kemunduran sampai-sampai alhasil VOC dibubarkan pada tanggal 31 Desember 1799. Berkaitan yang dengannya transaksi dagang rempah-rempah yng di lakukan VOC telah bisa dipastikan Maskapai Belanda yang telah di sebutkan sudah melaksanakan pencacatan. Sehubungan yang dengannya hal yang telah di sebutkan, Ans Saribanon Sapiie (harahap, 2005: 50) mengemukakan bekerjsama pendapat dari Stible serta Stroomberg, bukti otentik mengenai pencatatan pembukuan di Indonesia paling di lakukan menjelang kurun ke-17. Hal yang telah di sebutkan ditunjukkan yang dengannya adanya sebuah arahan Gubernur Jenderal VOC pada tahun 1642 yng mengharuskan di lakukan pengurusan pembukuan atas penerimaan uang, pinjaman-pinjaman, serta jumlah uang yng diperlukan bagi atau bisa juga dikatakan untuk pengeluaran (ekspoitasi) garnisun-garnisun serta galangan kapal yng ada di Batavia serta Surabaya. Pada zaman penjajahan Belanda (sesudah bubarnya VOC), catatan pembukuan menekankan pada prosedur debit kredit, yng dijumpai pada pembukuan Amphioen Socyteit di Batavia yng bergerak pada potongan peredaran candu ataupun morfin. Selanjutnya berdiri pula perusahaan-perusahaan Belanda yng membuka perwakilan di Indonesia. Bagi atau bisa juga dikatakan untuk catatan pembukuannya yaitu modifikasi system Venice-Itali, serta tak dijumpai adanya kerangka pemikiran konseptual bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengembangkan system pencatatan yang telah di sebutkan. Sedangkan, segmen perjuangan menengah ke bawah dikuasai oleh pedagang-pedagang keturunan antara lain ada Cina, India serta Arab. Sejalan yang dengannya hal yang telah di sebutkan penyelenggaraan pembukuan dipengaruhi oleh system etnis masing-masing. Pendapat dari Hadibroto (Harahap, 2005: 51) mengikhtisarkan pembukuan asal etnis menjdai berikut: a. System pembukuan Cina terdiri dari lima kelompok, yakni: System Hokkian (Amoy), system Kanton, system Hokka, system Tio Tjoe/system swatoe, system gaya gres b. System pembukuan India ataupun system Bombay c. System pembukuan Arab ataupun Hadramaut Adapun dalam masa penjahahan Jepang (1942 – 1945) pembukuan tak mengalami perubahan yng cukup berguna, tetap mempergunakan contoh Belanda. Lantaran tidak sedikit orang Belanda yng ditangkap oleh Jepang, maka tenaga pengajar bagi atau bisa juga dikatakan untuk system pembukuan berkurang. Pada masa yang telah di sebutkan tercatat yng menjadi tenaga pengajar pembukuan merupakan J.E de I’duse, Akuntan, Dr. Abutari, Akuntan, J.D Massie serta R.S. Koesoemoputra. Jepang pula mengajarkan pembukuan dalam abjad kanji akan tetapi tak diajarkan pada orang-orang Indonesia. 2. Zaman Kemerdekaan Menjdai tempat bekas jajahan Belanda, kondisi praktik pembukuan serta perkembangan pemikiran akuntansinya Amat dipengaruhi oleh contoh Belanda samapi dasawarsa 1960-an. System yang telah di sebutkan lebih dikenal yang dengannya nama tata buku. Di dunia pendidikan tinggi akuntansi contoh Belanda ini Amat kuat dalam kurikulum pengajarannya hingga yang dengannya pertengahan dasawarsa tahun 1970-an. Dalam masa itu, bagi atau bisa juga dikatakan untuk mendapat gelar akuntan Perlu melalui system panjang yang dengannya usang pendidikan 6 tahun, yakni 4 tahun bagi atau bisa juga dikatakan untuk studi ekonomi perusahaan (manajemen) serta 2 tahun bagi atau bisa juga dikatakan untuk studi akuntansinya. Buku yng dipergunakan dalam pengajaran yang telah di sebutkan merupakan buku teks karangan Belanda yng diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh R. Soemita Adikoesoemah, yakni antara lain Tata Buku oleh Amaniuli; Tata Buku Lanjutan (Vooretgezet Boekhouden) oleh Dr. A.J.A. Prange; Administrasi Perusahaan Modern (APM); Teori Ilmu Biaya serta Neraca oleh Prof. Dr. Mey Jr; Ilmu Biaya serta Harga Pokok oleh Van Der Schroef; Ilmu Neraca (Bedrijfshuis houndkonde-Balansleer) oleh Dr. O. Bakker; Dasar-Dasar Organisasi Administrasi oleh J. Van Nimwegen: Pengantar Kontrol bagi Akuntan (Inleiding Tot de Leer van de Accountantscontrole) oleh J.E. Spinosa Catella serta L.G. Van Der Hoek. Tingkat pendidikan menengah SMEA serta SLTA/SMU, buku pegangannya merupakan Tata Buku-Amaniuli serta Hitung Dagang saduran Effendi Harahap ataupun buku-buku karangan Z.A. Moechtar. Pengajaran Tata Buku berlangsung sampai-sampai dasawarsa 1970-an, ditandai yang dengannya terbitnya Tata Buku dalam Masa Pembangunan, serta Hitung Dagang karangan Z.A. Moechtar, yng lebih-lebih digunakan lembaga-lembaga kursus Bond A (A1 serta A2), Bond B serta APM. Pada tahun 1905 mulai berdatangan perusahaan-perusahaan gila semisal Shell (Inggris), Caltex, serta Stanvak (AS). Sejalan yang dengannya itu, penerapan akuntansi di Indonesia mulai dipengaruhi oleh perusahaan gila yang telah di sebutkan, khususnya Amerika Serikat. Pola Amerika Serikat ini makin kuat menggeser contoh Belanda sehabis Indonesia memutus kekerabatan diplomasi yang dengannya Belanda terkait persoalan konfrontasi Irian Jaya pada tahun 1957. Pada tanggal 23 Desember 1957 Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) berdiri di Jakarta. IAI sukses menyusun serta Menerbitkan Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI) pada tahun 1973, yang dengannya maksud antara lain: menghimpun prinsip-prinsip yng lazim berlaku di Indonesia serta menjdai prasarana bagi terbentuknya pasar uang serta modal di Indonesia. Disaat itu bagi perusahaan yng akan go public Perlu menyusun laporan keuangan sesuai yang dengannya prinsip-prinsip akuntansi Indonesia. Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI) 1973 merupakan hasil kerja panitia penghimpun bahan-bahan serta striktur dari Generally Accepted Accounting Principles serta Generally Acceptes Auditing Standard yng terdiri dari dewan penasihat panitia kerja. Pengkodifikasian prinsip akuntansi yang telah di sebutkan disahkan pada konggres III tanggal 2 Desember 1973, yakni menjelang adanya pasar uang serta modal. Adapun bahan-bahan yng digunakan menghimpun Prinsip Akuntansi 1973 merupakan menjdai berikut: 1. Buku prinsip-prinsip akuntansi yng diterbitkan Direktorat Akuntan Negara, Direktorat Jenderal Pengawasan keuangan Negara (DJPKN), Departemen Keuangan RI yng dikala ini berjulukan BPKP. 2. Inventory of Generally Accepted Accounting Principles for Business Enterprise, oleh Paul Grady, diterbitkan oleh AICPA 3. Opinions of Accounting Principles Board, diterbitkan oleh AICPA 4. Kumpulan dari Accounting Research Bulletin (ARBs), diterbitkan oleh AICPA 5. A Statement of Australian Accounting Principles, diterbitkan oleh Accounting and Auditing Research Committee dari Accountancy Research Foundation 6. Wet op de Jaarekening van Ondernemingen, diterbitkan oleh NIVRA 7. Beberapa Literatur lain-lainnya. Prinsip Akuntansi 1973 disempurnakan kembali yang dengannya adanya Prinsip Akuntansi 1984. Dalam Prinsip gres ini prinsip-prinsip yng memerlukan pembagian terstruktur mengenai lebih lanjut diatur yang dengannya “pernyataaan” tersendiri. Sehubungan yang dengannya hal itu, komite PAI-PAI mulai tahun 1986 menerbitkan serangkaian Pernyataan PAI serta Interpretasi PAI bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengambangkan, menambah, merubah dan menjelaskan standard keuangan yng berlaku, yng yaitu potongan yng terpisahkan dari prinsip Akuntansi 1984. Prinsip Akuntansi 1984 lantas diganti yang dengannya Prinsip Akuntansi 1994 yng mengadopsi pernyataan resmi (Pronouncements) International Accounting Standard Committee (IASC). Lantas IAI menerbitkan dua buku, yakni Standar Akuntansi Keuangan 1994, yng berisi Kerangka Dasar Penyusunan serta Penyajian Laporan Keuangan serta Seperangkat Standar Akuntansi Keuangan, terdiri 35 pernyataan yng setaraf standar internasional. Kerangka dasar serta seperangkat penyusunan terebut, yaitu landasan yng dianggap kokoh bagi atau bisa juga dikatakan untuk penegmbangan labih lanjut. Berlaku bagi atau bisa juga dikatakan untuk penyusunan laporan keuangan meliputi periode laporan yng dimulai ataupun sehabis tanggal 1 Januari 1995.
AKUNTANSI DAN KAPITALISME
Kaitan antara akuntansi serta kapitalisme ini dikenal yang dengannya tesis Sombart ataupun Sombart Argument. Tesis ini yaitu tesis ekspansi Tesis Max Weber. Tesis Sombart mengambarkan bekerjsama transformasi asset menjadi nilai tak berbentuk serta ekspresi kuantitatif hasil acara bisnis, akuntansi sistematik dalam bentuk pembukuan berpasangan memungkinkan, pertama, pengusaha kapitalistik bagi atau bisa juga dikatakan untuk merencanakan, mengatur, serta mengukur dampak aktivitasnya; serta kedua, bagi atau bisa juga dikatakan untuk pemisahan pemilik serta bisnis itu sendiri, mengakibatkan memungkinkan pertumbuhan korporasi. Di sisi lain Yamey mengindikasikan bekerjsama pengusaha dalam kurun ke-16 hingga ke-19 tak mempergunakan system pembukuan berpasangan bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengikuti perkembangan profit serta modal, akan tetapi sekedar menjdai catatan transaksi (Belkoui, 2000). Perbedaan pendapat antara Sombart serta Yamey dasarnya memang terdapat atau terletak pada intrepretasi atas siginifikansi teknik pembukuan berpasangan serta penggunaan awal catatan berpasangan. Didasari hal yang telah di sebutkan, Winjun berupaya menawarkan suatu intrepretasi yng berlawanan yang dengannya pendapat Yamey, yang dengannya menyediakan bukti bekerjsama pada awal kurun ke-16 penentuan profit serta loss yaitu fase penting system pembukuan berpasangan. Dia menawarkan kesimpulan menjdai berikut: “Sombart benar dalam mengarahkan perhatian pada kekerabatan antara akuntansi dan penggunaan kaitalisme. Sistem pembukan berpasangan mempunyai kapabiitas untuk menciptakan bantuan positif bagi pertumbuhan ekonomi. Kemampuan pembukuan berpasangan untuk mengungkapkan kesuksesan atau kegagalan perusahaan bisnis selama periode waktu tertentu tidak dihargai oleh pedagang inggris mula-mula. Namun, kapasitas system tersebut untuk mengakumulasikan data perihal acara operasi individual, digabung dengan kemampuannya untuk menata kegiatan perjuangan dan akun para pedagang tersebut, telah mendorong dan merasionalkan acara ekonomi pedagang-pedagang Inggris mula-mula.”
RELEVANSI SEJARAH AKUNTANSI
Dalam kaitannya yang dengannya pedagogi (pendidikan), sejarah akuntansi Amat membantu bagi atau bisa juga dikatakan untuk memahami serta mengapresiasi bidang sains akuntansi serta evolusinya menjdai suatu sosial yang dengannya lebih baik. Berikut alasan yng baik bagi relevansi sejarah akuntansi yang dengannya pedagogi: 1. Suatu profesi yng didasarkan pada tradisi yng dibangun selama beberapa kurun akan mendidik anggotanya bagi atau bisa juga dikatakan untuk menghargai warisan intelektual orang-orang. 2. Arti dari kemajuan dalam pemikiran, arti dari bantuan besar bagi literature serta arti dari studi-studi posistif yng krusial bisa hilang, terfragmentasi, ataupun tak diakui secara memadai dalam jangka panjang kalau tak didokumnetasi serta dibuat oleh para ilmuwan yng mempunyai ketrampilan historis. 3. Tanpa kanal terhadap analisis serta intrepretasi perkembangan historis dalam pemikiran serta praktik akuntansi, para peneliti empiris dikala ini berisiko pemeriksaan orang-orang pada klaim yng tak lengkap serta tak benar ihwal masa kemudian Dalam kaitannya yang dengannya prespektif kebijakan, sejarah akuntansi bisa menjadi sarana evaluasi yng lebih baik terhadap praktik yng berjalan melalui pembandingan yang dengannya metode yng digunakan pada masa lalu.
Sumber: Internet
Sumber Rujukan Dan Gambar :